Contoh Tanda Semiotika Visual dan Semiotika Bahasa Dalam Kehidupan Sehari-hari

 Dalam menjalankan aktifitas bekerja sehari-hari, biasanya saya menggunakan transportasi umum seperti Transjakarta dan KRL. Tentunya moda transportasi tersebut memiliki banyak tanda-tanda semiotika untuk pengguna layanan, agar lebih dapat memahami transportasi tersebut. Umumnya, pada moda transportasi massal di Jakarta menggunakan semiotika yang berjenis visual seperti petunjuk arah rute, keberangkatan, hingga hal-hal yang harus diperhatikan ketika kita hendak menaiki transportasi itu.

Seperti pada moda transportasi Transjakarta, umumnya di halte biasa nya ada peta jaringan rute Transjakarta yang tersebar di seluruh Jakarta. Selain itu, ada juga lcd tv yang menampilkan rute apa yang melayani koridor tersebut, hingga estimasi waktu berapa lama lagi bus Transjakarta akan tiba di halte tersebut. Tak jarang, di halte Transjakarta juga memiliki tanda semiotika yang menggunakan bahasa. Contohnya seperti pemberitahuan bus datang yang diberitahukan oleh petugas halte setempat menggunakan pengeras suara.

contoh peta rute jaringan Transjakarta

Di dalam bus Transjakarta sendiri juga memiliki beberapa tanda semiotika visual seperti adanya stiker tempat khusus wanita, stiker larangan makan dan minum, stiker tempat duduk perioritas bagi orang lanjut usia maupun ibu hamil. Biasanya, tempat duduk prioritas di dalam bus Transjakarta juga memiliki warna yang berbeda dari tempat duduk yang lain nya. Hal ini juga termasuk ke dalam makna dari tanda semiotika karena perbedaan warna tempat duduk nya. Lalu bus Transjakarta juga dilengkapi tanda semiotika berbasis bahasa seperti koridor berapa yang tengah kita naiki dan pemberitahuan halte selanjutnya. 

Tak jauh berbeda dengan bus Transjakarta, KRL juga banyak memiliki tanda semiotika visual maupun bahasa. Dimulai dari awal memasuki stasiun, kita sudah disuguhkan tanda scan QR aplikasi Peduli Lindungi yang kini digunakan dalam setiap aktifitas. Menurut saya, tanda semiotika di tiap stasiun KRL lebih banyak dari halte bus Transjakarta. Mungkin dari segi pnumpang nya yang banyak dan rute yang lebih jauh, membuat pihak KRL banyak membuat tanda-tanda semiotika visual di dalam gerbong kereta maupun di stasiun.


contoh rute KRL Jabodetabek

Selain tanda kursi prioritas yang sudah pasti ada di setiap gerbong KRL, pada tempat duduk juga ada tanda “duduk di sini”. Tanda semiotika visual tersebut digunakan untuk memberi jarak antar penumpang. Yang biasa nya kursi panjang dapar ditempati oleh 7 orang, kini hanya dapat ditempati oleh 5 orang. Tanda visual tersebut diperuntukan agar kita menjaga jarak ketika duduk di KRL. Di atas gerbong pun ada rute stasiun mana saja yang kita lewati. Selain itum KRL juga memiliki tanda semiotika bahasa yang sama dengan bus Tranjakarta yaitu pemberitahuan stasiun selanjutnya, maupun rute kalau kita hendak berpindak kereta.

Comments

Popular Posts